Na vedui!
Hiyah, udah lama ngga nulis agak kagok juga mau posting. Daaan.. kembali pake bahasa Indonesia, bahasa negeriku. Lagi happy, Lan? Hihihi.. iya. April-Mei-Juni ini membahagiakan. Ngga lepas-lepasnya bersyukur. Walaupun ada berita duka dari Abang di bulan April, tapi tetap harus semangat. Semangat liat Antoine Griezmann maksudnya, Lan? Ekekeke.. That damned smile. *reference: 13 Reasons Why
Yak sebulan kemarin memang penuh dengan kerjaan dan Piala Dunia. Kalo suka bola ya gini ni, can’t fully function during World Cup atau Euro Cup atau UEFA Championship atau kapanpun Arsenal main. Haiah.
So, let’s get to it. Mood hari ini lanjutin nulis tentang Jepang. Dari Osaka-Kyoto atau area Kansai, kita ke Tokyo! Finally.
Rabu, 11 Oktober 2017
Bangun pagi di ryokan seru juga rasanya, udah lama ngga bobo di lantai. Hihi, untung ngga pegel-pegel. Mungkin karena malamnya sempet rendaman di onsen. Capeknya jalan-jalan kemarin jadi ilang. If you’re wondering, onsennya bukan yang publik kok. Aku pake yang private, serem juga kalo rame-rame gitu.
Jadi ceritanya pagi-pagi udah siap-siap buat naik shinkansen ke Tokyo. Excited pengen liat Gunung Fuji. Horeee!
Jam 9 udah nyampe di Stasiun Kyoto, antriannya ngga panjang buat naik kereta cepat. Ini salah satu wish listku sih buat naik shinkansen. Biar tau gimana rasanya. Hahaha. Kampungan kamu, Wul. Hah. Biarin. Sekalian aja aku pesan yang agak cepat, Hikari. Ada 3 tipe shinkansen buat rute Kyoto-Tokyo: Kodama, Hikari sama Nozomi. Kodama sekitar 4 jam, Hikari 2 jam 40 menit sementara yang paling cepat Nozomi 2 jam 20 menit. Beruntungnya apa, aku boleh naik Nozomi, padahal udah tunjukin tiket Hikari. Yipi!
A true geiko is a treasure. A woman of impeccable manner and character.
Seru tu waktu nunggu kereta di peron, ada sekumpulan geisha-geisha lagi ketawa-tawa sama sekumpulan bapak-bapak berjas rapi. Wuiii.. setelah cuma liat di Youtube. I finally got to meet them, biarpun ngga ngobrol atau apa. They looked gracious and cheerful. Salut sama pekerjaan mereka ini, kalo aku lihat dari video dokumentasi, geisha is one of the most high skilled artists. Dan mereka membangun jati dirinya dari kecil. Bukan keputusan mudah ternyata mendedikasikan diri jadi seorang maiko/geiko. Apalagi masyarakat umum (biasanya bukan orang Jepang) menganggap mereka prostitute, yang sama sekali ngga benar. A true geiko is a treasure. A woman with impeccable manner and character. Just my two cents, lho.
Liat-liat pemandangan (termasuk Gunung Fuji, karena aku duduk di sebelah kiri kereta), ngga berasa udah nyampe di ibukota. Hehe.. Rencananya malam ini cuma jalan-jalan di sekitar apartemen sih. Nyobain nyewa apartemen lewat Airbnb dan dapat yang dekat stasiun, kecil tapi rapi dan bersih.
Malamnya sempetin jalan-jalan ke pusat kota. A city of lights, dimana jam 10 malam ketemu sama banyak karyawan-karyawan berdasi baru pulang kerja (or having quick dinner before get back to work), yang kalo kata bos Jepang di Tripatra, having dead-fish eyes. Emotionless. Hehe..
Kamis, 12 Oktober 2017
Jam 7 pagi, super dingin, tapi musti ke stasiun bus. Jam 7.40, bus udah bergerak ke arah Lake Kawaguchi. Sepanjang perjalanan ngga sempat kedip. Ahaha, pemandangannya baguuus. Jadi inget film-film anime. Senangnya ya Tuhan, disuguhin pemandangan pegunungan hijau.
Kawasan Kawaguchiko memang kawasan wisata, jadi biarpun hari Kamis, terminalnya tetap ramai. Bus shuttle juga perlu ngantri, tapi gapapa, karena pemandangan danaunya worth every penny and time. Di sana aku keliling-keliling sampe sore. Oh ya, bisa sewa sepeda juga. Kalo mau keringatan. Not me. Obviously.
Tips aja buat kalian yang mau nikmatin area Kawaguchi, better to stay there. At least for one night. Seriously. It’s perfect for honeymoon. Hahaha.
Love you all so much. Have a nice weekend!
Merin sa haryalye alasse.
*mau nerusin nonton maraton LOTR
W
Notes:
Na vedui! -“At last” in Sindarin Elvish
Merin sa haryalye alasse -“I hope that you have happiness” in Quenya Elvish